Ajurkan Anak Untuk Belajar Berhitung

Posted by Candiwulan Generasi IT

Mengapa Anak Perlu Menguasai
Ketrampilan Berhitung?

Disamping kemampuan membaca, ketrampilan berhitung adalah salah satu
ketrampilan dasar yang perlu dikuasai oleh anak-anak kita.
Bila ketrampilan membaca dapat memperluas cakrawala anak-anak kita,
maka berhitung juga mempunyai banyak manfaat; diantaranya:
Agar anak kita dapat lebih memahami alam semesta dan hukumhukum
yang berlaku di dalamnya
Agar anak kita dapat melakukan perencanaan dan evaluasi dengan
baik saat dewasa nanti
Agar anak-anak kita dapat membuat rancangan dan konstruksi
dengan benar
Yang juga tidak kalah penting adalah agar anak-anak kita dapat
berlaku adil
Kemudian agar mereka bisa berbelanja dengan benar
Lalu juga agar mereka tidak mudah ditipu
Dan tentu masih banyak lagi nilai pentingnya bagi kehidupan anak
kita.
Begitu pentingnya ketrampilan berhitung ini, sehingga orang tua --secara
sadar maupun tidak – seringkali ‘ memaksa’ anak untuk segera menguasai
berhitung dengan baik.
Begitu bersemangatnya orang tua dalam mendorong anak agar pandai
berhitung, acap kali kemudian menjadi kurang proporsional. Orang tua
mulai panik kalau anaknya dinilainya terlambat menguasai ketrampilan
berhitung. Apalagi bila orang tua melihat anak-anak yang sebaya sudah
banyak yang menguasai ketrampilan berhitung dengan baik....., kepanikan
bisa berkembang menjadi kejengkelan, kemarahan, dsb.
Padahal seperti halnya ketrampilan yang lain, untuk dapat berhitung
dengan baik diperlukan suatu proses:
1. Anak perlu untuk memahami bilangan dan proses membilang
2. Kemudian mulai dikenalkan dengan lambang bilangan
3. Setelah itu diajarkan konsep operasi hitung
4. Baru kemudian dikenalkan aneka cara dan metode melakukan
penghitungan.
Jarimatika merupakan salah satu cara melakukan operasi hitung.
Jika kita melakukan latihan berhitung secara berulang-ulang bersama
dengan anak-anak kita --tidak perlu kuatir-- anak kita pasti menguasai
ketrampilan ini dengan baik.
Saya yakin ini bukan hal baru. Sewaktu anak-anak kita masih bayi, dan kita
mulai mengajarkan padanya berbicara, kita ucapkan satu kata dan
menunjukkan maknanya berulang-ulang di hadapannya, misalnya kata: I-bu.
Dan kita melakukannya puluhan… ratusan…bahkan mungkin ribuan kali
sebelum mendapatkan respon dari anak kita. Meski begitu kita sabar
melakukannya
Respon seperti apapun yang muncul dari anak kita, senantiasa kita sambut
dengan gembira dan pujian, seperti: ”Anak Mama memang hebat!” dan
pujian-pujian sejenis dengan itu. Intinya: Selalu mengapresiasi anak dan
memberikan dorongan semangat mencapai yang lebih baik lagi.
Bahkan seandainya responnya pun tidak sesuai dengan maksud orang tua,
kita tetap memberikan pujian dan dorongan. Bukankah demikian?
Lalu mengapa kemudian kita kehilangan kontrol saat membimbing anak kita
memahami persoalan berhitung?? Kita cenderung menjadi tidak fair
terhadap anak-anak ketika berurusan dengan berhitung dan juga
Matematika pada umumnya?
Mungkin, sekali lagi mungkin secara tidak sadar kita membandingkan
kemampuan berpikir anak dengan diri kita
Atau melebih-lebihkan apa yang telah kita kerjakan, seperti “Bukankah
Mama sudah mengajarkan padamu ratusan kali…” Benarkah demikian?
Atau jangan-jangan ketidak-sabaran kita itu representasi dari
kebingungan kita untuk memahamkan kepada anak ketrampilan beritung
dan Matematika?